Selamat datang di Blog mengarang.com di sini tersedia tulisan hasi mengarang cerita oleh pemilik Blog ini.

Buku Cara Agar Sukses

Seseorang pemuda miskin rela menggunakan semua uang tabungannya hanya untuk membeli buku berjudul "Cara Agar Sukses". Setelah membelinya pemuda itu menyesal karena isi buku itu bukan tips atau langkah-langkah untuk mencapai kesuksesan tapi lebih mirip cerita karangan seseorang.


Pada suatu hari karena dia merasa hidupnya gini-gini saja, miskin iya sukses tidak. Lalu dia teringat dengan tulisan pada buku cara agar sukses, 'Cara agar sukses yaitu pada pukul 15:00 tolonglah seorang gadis berbaju merah yang sedang di pinggir jalan yang akan terkena siraman air oleh pengendara tidak dikenal..."

Dia lalu melihat jam tangannya yang sedang menunjukan pukul 14:55 kemudian melihat ke pinggir jalan dan tampak seorang gadis berbaju merah sedang berada di pinggir jalan.


Pemuda itu dengan rasa putusnya mendekati gadis berbaju merah itu sambil berucap dalam hati, 'Aku ambil resiko bakalan dimarahin gadis itu daripada aku nanti menyesal dan merasa bersalah kalau kejadian yang tertulis dibuku itu benaran terjadi'

Dan benar saja saat si pemuda menarik tangan gadis itu agar menjauh dari jalanan, gadis itu melihat ke arah pemuda, "Apa yang kamu lakukan? Kamu mau berbuat tidak baik sama aku ya!"

Pemuda itu kaget dan berucap dalam hati, 'Bisa-bisanya aku menuruti kata-kata buku itu.'

Tiba-tiba pengendara motor tidak dikenal menyiramkan air ke arah gadis itu dan langsung dihindari gadis itu dengan berlari ke arah si pemuda. Dengan panik gadis itu berkata, "Apa yang terjadi?"

Pemuda itu tanpa sadar berucap, "Aku menolongmu dari orang jahat tadi tapi sepertinya kecepatan."

Gadis itu dengan heran melihat ke arah si pemuda, "Apa kamu merencanakannya?"

Tentu itu membuat si pemuda panik, dia bingung harus jawab apa tapi kemudian dia teringat dengan kalimat di dalam buku, 'Apabila kamu ditanya sama gadis itu maka jawab saja karena firasat.'

Lalu pemuda itu dengan cemas menjawab, "Karena Firasat."

Gadis itu dengan wajah yang masih belum percaya sepenuhnya, "Benarkah?"

Si pemuda kembali mencoba mengingat yang tertulis di buku, 'Apabila si gadis tanya lagi jawab saja firasatku selalu benar."'

Tanpa pikir panjang si pemuda, "Firasatku selalu benar."

Si gadis itu tersenyum, entah percaya atau tidak. Lalu si pemuda mencoba pergi, "Kalau begitu aku pergi dulu."

Si gadis itu memegang tangan si pemuda, "Tunggu dulu."

Si pemuda semakin panik, "Aku miskin dan kotor, tanganmu nanti kena kuman."

Si gadis itu bilang, "Aku tidak peduli. Kamu harus tetap di sini dan jelaskan nanti ke ayahku. Aku sedang menunggu Ayahku menjemputku."

Si pemuda ingat di buku itu juga tertulis tentang ayah, lalu dia memberanikan diri tetap di samping si gadis, "Baiklah aku akan temui ayahmu dan menjelaskan semuanya."


Tidak beberapa lama kemudian, ayah si gadis datang dengan menggunakan mobil mewah, dan langsung berucap, "Ayah kan sudah bilang, kamu jangan bergaul sama orang miskin."

Si pemuda itu tampak kesal tapi dia teringat yang tertulis di buku, 'Kalau ingin sukses kamu harus sabar meskipun dihina oleh orang.'

Si pemuda itu berucap dalam hati, 'Jika tidak karena buku itu sudah aku layangan tangan ini ke wajah bapak itu.'

Gadis itu lalu menjelaskan ke ayahnya, "Dia yang menolongku dari siraman air dari orang yang tidak dikenal dan dia bilang punya firasat yang kuat."

Si ayah gadis itu dengan senyuman sinisnya keluar dari mobil dan berhadapan dengan si gadis itu, "Jadi kamu punya firasat yang kuat? Sekarang coba kamu katakan berapa uang yang akan aku berikan padamu di dalam dompet ini sebagai balasan karena telah menolong putriku."

Si pemuda itu jawab, "Tidak perlu om."

Dengan membentak ayah si gadis bicara, "Jawab saja!"

Pemuda itu masih ingat tulisan dalam buku, 'Apabila si ayah gadis bertanya maka jawab saja 1.001.000"

Pemuda itu lalu bilang, "Satu Juta Seribu Rupiah."

Si ayah gadis itu kaget, "Sebenarnya aku ingin kasih kamu uang 100.000 saja."

Si pemuda itu tampak kecewa dan berucap dalam hati, 'Setelah ini aku akan robek itu buku.'

Ayah si gadis lalu bilang, "Tapi kamu mengucapkan persis dengan jumlah uang yang ada di dompet om."

Si gadis menatap ayahnya, "Jadi apa yang ayah ragukan lagi."

Ayah gadis itu lalu bilang, "Baiklah kalau begitu, om kasih semua isi dompet Om." 

Sejumlah uang tersebut lalu diserahkan ke si Pemuda sambil berucap, "Kamu bisa mendapatkan lebih jika ikut om."


Si pemuda itu ingin ikut tapi dia sudah tidak punya modal tulisan yang dibaca dari buku itu, 'Aduh, gara-gara aku meragukan buku itu tadi, jadi cuma baca satu halaman saja dan sudah tidak ada lagi modal tulisan baru yang bisa aku gunakan untuk menjawab pertanyaan si om dan gadis itu.'

Lalu si pemuda berucap, "Maaf Om saya harus pulang segera."

Saat si pemuda mau pergi, ayah gadis itu kembali bicara dengan suara keras agar di dengar si pemuda yang sudah mulai jauh, "Om ingin kamu memimpin salah satu Perusahaan!"

Si pemuda itu menghentikan langkahnya, 'Sepertinya ini jalanku untuk bisa sukses.' Sempat berpikir lalu si pemuda kembali menghampiri si Om, "Saya mau tapi ada sesuatu yang perlu saya ambil di rumah dulu, Om."

Si ayah gadis itu tampak senang, "Baiklah, biar Om antar kamu."

Si pemuda itu lalu masuk ke dalam mobil dan si gadis juga ikut masuk ke dalam mobil di bangku belakang dan di sebelah si pemuda. Kamudian si ayah gadis itu melajukan mobilnya.


Dengan modal buku cara agar sukses si pemuda bisa memimpin Perusahaan hingga untung besar dan membuat dirinya sukses seketika.


(Selesai)

Post a Comment