Lowongan Kerja Langsung Diterima
Sebuah gedung lantai tiga yang baru selesai di bangun langsung mengadakan Lowongan Kerja. Dalam seketika halaman depan Gedung tersebut dipenuhi sangat banyak pelamar kerja. Mereka memenuhi tempat itu meski gedung itu belum buka.
Tiba-tiba seorang pemuda dengan motor metiknya mencoba masuk kerumunan, "Permisi saya mau pakir di samping gedung."
Keberadaan pemuda itu membuat kegaduhan, lalu seorang pria dekat dengannya berucap, "Kamu kalau mau pakir, datang lebih awal. Gak lihat orang lagi antri."
Kemudian banyak kerumunan berteriak, "Betul!"
"Mundur!"
"Usir dia!"
Seorang perempuan yang juga pelamar kerja kemudian teriak, "Diam!, apa susahnya kasih jalan?"
Seorang pemuda yang juga pelamar kerja ikut campur, "Itu kan tempat pakir, biarkan dia pakir." Ucapnya sambil membuka jalan.
Pemuda itu lalu melajukan motornya ke tempat pakir, "Terima kasih." Ucapnya
Sambil menuju tempat pakir, dia disoraki dan ditertawakan oleh hampir semua pelamar kerja di sana, "Huuu Haaa haa!"
Pemuda itu tetap memakirkan kendaraannya, kemudian menuju depan gedung. Langsung di tarik bahunya oleh pelamar kerja, "Kamu sudah datang terlambat malah menerobos antrian, dasar!"
Tiba-tiba Gedung itu bersuara, "Pengenalan wajah..."
"Wajah dikenali..."
"Selamat datang Tuan Pemilik Perusahaan..."
Semua tercengang saat mendengar suara kecerdasan buatan yang ada dalam gedung itu.
Seorang yang memegang bahu pemuda itu dengan gemetar lalu melepaskannya. Pemuda itu lanjut menuju pintu masuk gedung dan diberi jalan oleh para pelamar kerja.
Gedung itu kembali bersuara, "Pimpinan Perusahaan, silahkan berikan sidik jari tangan anda untuk membuka pintu."
Pemuda itu meletakan telapak tangannya ke pintu gedung seketika pintu tersebut terbuka.
Saat pemuda itu ingin masuk, dia berhenti sebentar, "Kepada gadis yang membelaku dan pemuda yang memberikan jalan padaku. Silahkan kalian berdua masuk ke gedung."
Gadis dan pemuda yang dimaksud kemudian melangkah memasuki gedung. Saat dalam perjalanan mereka dilihat dengan tatapan dingin oleh para pelamar kerja yang memberikan jalan. Suasana menjadi sangat hening seketika. Setelah keduanya berada di depan pintu gedung. Lalu di sapa oleh Pimpinan Perusahaan, "Siapa nama kalian?"
Si perempuan langsung menjawab, "Nama saya Sela, mau melamar kerja, ini surat lamaran kerja saya!"
Si pemuda juga menjawab, "Kalau saya Dion, saya juga melamar kerja." Ucapnya sambil menyerahkan surat lamaran kerja.
Pimpinan perusahaan itu menjawab, "Aku tidak butuh surat lamaran kerja kalian, kalian berdua langsung diterima kerja di Perusahaan ini."
Seketika semuanya heboh, dan salah satu pelamar kerja bertanya, "Bagaimana dengan kami yang duluan datang apakah bisa diterima kerja tanpa surat lamaran juga?"
Pimpinan perusahaan tidak menjawab pertanyaan itu tapi bicara kepada para karyawan barunya, "Sela kamu yang terima surat lamaran kerja dan mendata mereka, lalu Dion kamu tertibkan para pelamar kerja itu." Sambil memberikan kartu pengenal karyawan Perusahaan kepada Sela dan Dion.
Sela langsung menjawab, "Baik Pimpinan."
Dan juga Dion ikut menjawab, "Siap Bos."
Sela melihat Kartu itu tiba-tiba menunjukan wajahnya, nama serta posisinya sebagai Manajer Kantor. Begitu juga Dion melihat di kartu yang dia pegang muncul wajahnya, nama serta posisinya sebagai Kepala Keamanan Kantor.
Dion berucap ke Sela, "Lihat, bukankah ini Fotoku saat dilapangan tadi? Sepertinya kecerdasan buatan gedung ini mengambil gambar saat kita ditengah ke rusuhan tadi."
Tiba-tiba suara gedung berbunyi, "Pemberitahuan!"
Sela langsung keluar dan melihat ke atas dinding gedung perusahaan yang bercahaya. Tampak informasi yang terpampang sama persis dengan dengan kartu karyawan yang mereka pegang. Kemudian Pimpinan perusahaan itu kembali bicara dan kali ini suaranya bergema sama kerasnya dengan suara kecerdasan buatan gedung itu, "Kalian semua jika ingin bekerja di sini patuhi Sela dan Dion."
Kemudian Pimpinan perusahaan itu kembali berucap, "Oh ya, Sela!"
Dan langsung di jawab dengan cepat oleh Sela, "Iya Pimpinan."
Pimpinan itu melanjutkan bicaranya, "Kalau kamu ingat, tandai surat lamaran mereka yang mentertawakanku tadi." Ucap Pimpian itu kemudian pergi masuk ke dalam ruangan gedung. Seketika membuat para pekerja panik dan histeris.
Dion yang mendengar keributan itu lalu berteriak, "Diam kalian semua!"
Alangkah kagetnya, suara Dion ikut bergema dengan lebih keras dibandingkan suara kecerdasan buatan gedung ini dan tentu membuat para pelamar kerja takut lalu diam seketika. Dion yang tidak tahu suaranya bisa dibuat keras oleh gedung ini juga sangat terkejut.
Proses penerimaan pekerja berjalan dengan suasana dingin. Saat pelamar kerja berhadapan dengan Sela yang duduk di ruang pelayanan perusahaan, salah satu dari mereka berucap, "Apakah kamu akan menandai kami karena telah mentertawakan Pimpinan perusahaan ini? Kami mohon jangan, aku tidak tahu pemuda berpakaian biasa tadi merupakan Pimpinan Perusahaan ini."
Sela menjawab, "Aku pun juga tidak tahu dia Pimpinan perusahaan ini. Tapi aku tidak sekejam Pimpinan Perusahaan ini. Jadi jangan khawatir. Yang kalian khawatirkan adalah kecerdasan buatan di gedung ini. Kalian lihat wajah aku dan Dion yang terpampang di depan gedung perusahaan. Itu foto saat aku dan Dion berada di lapangan saat kalian rusuh tadi. Mungkin wajah kalian juga di rekam oleh kecerdasan buatan gedung ini. Oleh karena itu aku tidak bisa berbuat banyak buat kalian."
Seketika para pelamar kerja gemetar.
(Selesai)