Menikahi Pria Pengangguran
Aku ketemu lagi dengan teman waktu SMA dulu dan langsung menyapanya, "Katamu, lagi menganggur. Kok ini malah jualan Bakso?"
Dia terlihat kaget melihatku, apakah dia merasa malu, "Maaf, aku tidak tahu kamu malu mengakui pekerjaanmu ini ke aku. Tenang saja, aku akan anggap tidak pernah melihatmu jadi tukang Bakso."
Dia langsung berucap, "Bukan begitu, aku baru saja diterima kerja jadi penjual Bakso. Ini bukan milikku tapi punya orang lain dan kebetulan belum laku."
Aku yang tadi sempat menjauh mendekat kembali, "Oh, kalau begitu aku akan jadi pembeli pertamamu?"
Dia malah bilang, "Terima kasih, aku akan kasih kamu diskon."
Aku yang merasa tidak enak langsung berucap, "Jangan gitu, nanti kamu dimarahin Bos kamu?"
Sambil tersenyum, dia jawab, "Gak apa-apa kan kamu teman aku dulu waktu SMA."
Tiba-tiba ada yang datang, "Intan dan Elino, kalian lagi pacaran ya?"
Aku melihat arah suara, "Sela dan Tania, aku tidak lagi pacaran sama El." Ucapku segera mungkin menyanggah. Masa aku yang cantik ini punya pasangan Tukang Bakso.
Sela lalu menyapa Elino, "Aku tidak nyangka kamu jadi tukang Bakso padahal dulu waktu SMA, pintar!"
Elino terlihat malu, "Nasibku jadi begini."
Aku langsung marahin Sela, "Kamu gak boleh gitu."
Kemudian Tania ikut bicara, "Kebetulan kami lapar. Bisa dong gratis, kami kan teman SMA kamu dulu."
Elino lalu jawab, "Bisa..." dan langsung aku potong, "Tidak bisa. El baru jualan dan belum dapat pelanggan, masa minta gratisan. Nanti dia dimarahin Bosnya. Iya kan El?"
Elino malah gak keberatan, "Gak papa, Intan. Ini aku sudah siapkan bakso gratis untuk Sela dan Tania."
Aku yang kesal tidak sadar berucap, "Dasar SeTan."
Sela mendengarnya, "Hah, apa kau bilang tadi Intan?"
Aku yang kaget tadi terucap langsung mencari alasan, "Maksudku, dasar Sela dan Tania. Kalian gak berubah dari dulu selalu bikin kesal."
Tania lalu bicara, "Kalian juga dari dulu selalu mencurigakan, Intan dan Elino."
Keesokan harinya aku sengaja tidak makan siang di kantor karena ingin makan Baksonya Elino yang enak kemaren. Saat waktu istirahat tiba aku langsung menghampiri tempat Elino jualan. Betapa kagetnya aku saat tidak menemukan Elino di sana. Aku pun balik ke kantor dengan kecewa dan aku berpapasan dengan Setan, maksudku Sela dan Tania.
Sela langsung menyapaku, "Kamu juga mencari Elino?"
Aku langsung marahin mereka, "Gara-gara kalian nih, Elino pasti dipecat Bosnya jadi gak jualan Bakso lagi."
Tania langsung mengajak pergi Sela, "Ayo kita pergi. Intan kumat lagi."
Saat balik ke kantor aku melihat mobil mewah terpakir di pinggir jalan. Pasti pemiliknya seorang pengusaha nih. Lampu mobilnya masih menyala kemungkinan pemiliknya ada di dalam mobil. Aku melewati mobil itu sambil tebar pesona dan curi curi pandang melihat pemiliknya di dalam mobil. Alangkah terkejutnya aku saat melihat Elino di dalam Mobil itu dan langsung aku sapa, "Elino? Ngapain kamu!"
Terlihat El panik dan menjawab, "Aku lagi mengenang masa-masa saat jualan Bakso dulu."
Tentu aku curiga, baru kemaren dia jualan Bakso masa udah dikenang saja, "Kenapa kamu gak jualan Bakso lagi?"
Seperti dugaanku dia menjawab, "Aku udah dipecat jadi Tukang Bakso."
Aku yang masih menaruh curiga kembali tanya ,"Sekarang kamu jadi pengangguran?"
El lalu menjawab yang aku benar-benar bingung, "Iya benar sekali, sekarang aku jadi pengangguran. Sebaiknya kamu jauh-jauh dari aku. Nanti kalau Sela dan Tania lihat kamu dekat sama cowok pengangguran seperti aku, mereka akan ngejek kamu."
Aku yang merasa ada yang janggal kembali bicara, "Ngapain kamu mau jadi Tukang Bakso kalau punya mobil mewah kayak gini?"
Dia tampak gelisah sambil garuk-garuk kepala lalu jawab, "Ini mobil aku nyewa."
Aku tertawa, "Uang dari mana kamu bisa nyewa mobil mewah seperti ini, bukannya kamu pengangguran?"
Dia selalu punya jawaban atas semua pertanyaanku, "Aku nyewa mobil ini pakai uang pesangonku saat dipecat jadi Tulang Bakso?"
Aku terperangah, "Bukannya ditabung kamu malah pakai uang pesangonmu buat nyewa mobil mewah!"
Tiba-tiba kami dimarahin orang tidak dikenal, "Hei kalian!, kalau pacaran jangan dipinggir jalan. Dasar orang kaya."
Elino langsung mengajakku, "Cepat masuk Intan ke dalam mobil. Kamu mau ke kantorkan, biar aku antar."
Terlihat dia mahir sekali mengendarai mobil mewah ini dan sebentar sekali kami sudah sampai. Aku pun keluar dari mobil dan bilang, "Terima..."
Belum selesai aku bicara dia langsung bilang, "Sama-sama." Lalu tancap gas.
Aku melihatnya pergi begitu saja. Buru-buru sekali dia. Kemudian aku merasa ada yang aneh? Dari mana dia tahu alamat Kantorku?